Kamis, 09 Juli 2015

14 Tips Fotografi Landscape

1. Pilih langit atau daratan

Mari memilih. Mana yang lebih bagus? Langit? atau daratan?
Pilihlah keduanya, ambil setengah daratan dan setengah langit. Maka foto anda akan terkesan datar, mendua, walaupun mungkin saat itu langit menggelora.
Jangan serakah, tonjolkan kekuatan dan biarkan saja kelemahan.
Saat sunset atau sunrise langit memang akan sangat menggoda. Tetapi tetap ingatlah aturan klasik rule of third.
Sebagai rule of thumb, berikan bagian yang ingin ditonjolkan sebanyak 2/3 dari frame.
Tapi, ingatlah aturan ini tidak semerta-merta menjadikan foto anda bagus. Gunakan visi anda sendiri saat memotret. Sudah tahu aturannya? Kalo begitu sekarang waktunya untuk dilanggar :)
Pilih foto lautan,  untuk lebih ditonjolkan hehe.
Saya mundur sedikit, dan mengambil langitnya.
 langit dan bumi sama bagusnya, dalam artian yang sebenarnya, refleksi.
Komposisi ‘dead center’.

2. Cari ‘Titik Fokus’

 lokasi tempat kita untuk mengarahkan fokus pada lensa.
Focal point adalah perahu putih. Gili Laba, TN Komodo.
Tapi lebih ke titik dimana mata penikmat foto pertama kali akan tertuju, berhenti, baru kemudian menjelajah seisi area foto.
Tidak hanya foto landscape, hampir segala jenis foto memerlukan hal ini
Focal point bukannlah POI ( point of interest ), tapi POI juga bisa menjadi focal point. Justru focal point yang akan menjadi titik awal untuk mengeksplorasi POI.
Focal Point adalah orang yang sedang bergerak. Pantai Sengigi.

4. Jangan lupakan Foreground

Tidak kalah penting dengan background, foreground bisa menjadikan foto kita lebih berdimensi.
Ada sensasi kedalaman dari foto kita jika kita memilih memposisikan foreground dengan benar.
Seringkali foreground menjadi focal point dan POI dari foto landscape kita.
Bahkan, menurut saya foto landscape tanpa foreground itu bagai sayur gak pakai garam!
Foreground bisa berupa apa saja, foto ini foreground berupa bebatuan
Juga bisa pakai ranting….
Hingga rumput juga boleh, apapun bisa menjadi foreground. Tinggal kita jeli melihat dan mengolahnya.
Laptop juga boleh…. *ditimpuk*

5. Gunakan Tripod

Barang yang satu ini memang dilema. Dibawa berat, ditinggal nanti menyesal.
Tapi lebih baik sedikit menambah beban, daripada menyesal pas sampai rumah.
Oh iya, gunakan juga cable release atau self timer bersama mirror lock up agar kamera benar-benar tidak goyang. (tanya mas google kalo gak tahu hehe)
Karena saat kita menekan shutter pun kamera bisa ikut sedikit berguncang.
Malu kalo keliatan muka :3

6. Maksimalkan Depth of Field (DoF)

Foto landscape pada umumnya tajam dari ujung ke ujung.
Maka dari itu seringkali kita menggunakan aperture f/8 kebawah, bahkan seringkali f/22
Pergunakan prinsip hyperfocal distance untuk diafragma optimal yang tergantung kondisi. Agar tidak selalu di posisi minumum, karena pada posisi tersebut hasil foto akan cenderung soft.
Ruang tajam yang lebar

7. Tangkap gerakan alam

Mungkin sebagian orang berfikir foto landscape adalah foto yang tenang, damai, kalem…
Tapi kita bisa menambahkan sedikit “drama” pada foto landscape kita. Dapat berupa ombak di laut, pohon yang tertiup angin, awan yang berjalan, dsb.
Dalam menangkap gerakan seperti ini, dibutuhkan beberapa peralatan pendukung seperti filter ND (neutral density) dan tripod.
Jika kita berhasil menangkapnya, foto landscape kita akan terasa “otherworld” dengan mood yang sangat kuat.
Kalau ada yang bilang, “ah itu kan bukan kayak aslinya”
Lah, memangnya siapa yang lagi motret dokumentasi? :p
Tangkap gerakan ombak. Speed 1 sec.
Tangkap gerakan awan..
Air terjun juga bisa…
Alusss…. :)

8. Bekerja sama dengan cuaca

Pantai Rancabuaya, Garut.
Cuaca tidak dapat kita prediksi. Kita cuma bisa menunggu waktu yang tepat untuk memotret.
Kebanyakan pemula berfikir foto landscape yang bagus adalah pada saat hari yang cerah.
Ini tidak sepenuhnya salah, disini sudah dijelaskan jenis – jenis fotografi landscape. Foto yang diambil saat hari cerah sudah biasa dan biasa dijadikan foto ‘kalender’ atau ‘postcard’.
Jika kita ingin foto landscape yang sedikit berbeda, memotretlah pada saat cuaca yang tidak biasa.
Misalnya saat terjadi badai, mendung, sehabis hujan, langit gelap dengan sedikit sinar matahari, dan kondisi “extrem” lainnya.
Foto anda akan lebih berkarakter, karena kejadian yang anda foto barusan tidak akan terulang lagi… :D

9. Golden hour & Blue Hour

Cahaya dari samping akan menunjukan sebuah dimensi dan tekstur yang kuat untuk sebuah objek.
Dalam fotografi landscape, cahaya dari samping muncul saat pagi hari dan sore hari. Pada waktu ini, warna – warni terlihat sangat bagus dan landscape terlihat sangat hidup.
Setelah golden hour (sore), jangan bereskan kamera dulu. Tunggulah setelah matahari terbenam. Sebelum gelap warna langit akan biru pekat, yang tidak kalah indah.
Blue hour, after sunset.
Golden hour…before sunset

10. Garis dan bentuk

Bermainlah dengan komposisi. Garis dapat menjadi focal point yang sangat kuat karena membantu mata kita menelusuri foto landscape kita.
Garis dapat memberikan kedalaman ruang yang luar biasa, perspective yang berbeda. Temukan garis dalam foto anda dan jadikan itu kekuatan yang hebat!
Leading lines.

13. Shoot in bad light

Terkadang memang kita kurang beruntung. Tapi, cobalah tetap memotret.
Cuaca yang buruk terkadang memberikan mood yang berbeda. Juga foto kita menjadi lain dari yang lain.
Kalau memang kurang bagus warnanya, bisa dicoba dengan hitam-putih.
Cuaca ‘galau’ memberikan mood yang berbeda

11. Ganti perspective

Eksplorasi.
Jangan hanya terpaku pada satu titik. Temukan view yang berbeda, coba view sejajar dengan tanah, atau naik ke atas pohon.
Biarkan imajinasi anda mengalir dan mencari view yang sesuai dengan visualisasi dan imajinasi anda.

12. Ambil detail dari landscape

Landscape tidak hanya wide-angle.
Lensa apa saja bisa untuk motret landscape. Mulai dari fish-eye hingga super telephoto.
Dengan focal length 85mm
Dengan lensa 200mm…
..atau pake fish-eye 

13. Gunakan Filter

Filter wajib yang seharusnya dipakai para landscaper adalah Gradual ND dan Polarizer.
Gradual ND untuk mengontrol exposure langit yang terlalu berlebih dibanding daratan. Bentuknya hitam di atas dan transparan dibawah.
Sedangkan Polarizer berguna untuk menghilangkan refleksi cahaya matahari pada benda. Seperti pada bebatuan yang terkena air. Juga bisa membuat langit menjadi lebih biru.
Foto dengan gradual ND (kiri) dan tanpa gradual ND (kanan)
Perhatikan langit yang biru pekat, ini adalah efek circular polarizer (CPL). Hati-hati jika menggunakan di lensa ultrawide seperti di atas. Karena efek CPL hanya ada pada 90 derajat dari matahari. Langitnya menjadi (agak) tidak natural.

 14. Gunakan Teknik HDR (High dynamic range)

Jika penggunaan filter tidak memungkinkan, teknik HDR bisa digunakan.
Caranya adalah mengambil beberapa foto dengan range exposure berbeda, kemudian menggabungkannya.
Bisa dengan manual blending atau menggunakan software seperti photomatix atau photoshop.
Jangan terlalu lebay saat memproses foto HDR. Gunakan agar foto terlihat natural, bukan seperti kartun tiga dimensi.
Contoh foto HDR

10 Tips Untuk Mendapatkan Foto Yang Baik Dengan Menggunakan Smartphone

Membuat foto saat ini sudah tidaklah sesulit saat zaman dulu dimana kita harus menggunakan film dan mencucinya. Pembuatan foto bisa dilakukan hampir setiap orang dimanapun, kapanpun dan menggunakan kamera apapun termasuk kamera handphone. Kamera handphone saat ini sudah dilengkapi dengan berbagai fitur sehingga kemampuannya dapat menyerupai kamera professional seperti kamera pada smartphone. Berikut adalah beberapa tips yang dapat kita lakukan untuk menghasilkan karya foto yang baik:

  1. Memotret Dekat Dengan Subjek
Memotret dengan jarak yang tidak begitu jauh antara kamera dan subjek merupakan salah satu cara untuk menghasilkan gambar yang baik. Sensor kecil yang terdapat di dalam kamera smartphone memberikan efek Depth of Field (ruang tajam) yang luas sehingga objek terlihat lebih fokus di seluruh bagiannya. Ketika dekat dengan subjek, kita juga biasanya dapat mengontrol pencahayaan pada subjek tersebut. Selain dapat menghasilkan foto yang baik, kita juga dapat melihat detil gambar yang kecil jika dilakukan dengan benar.
1. get_close
             2.  Hindari Menggunakan Zoom
Banyak kamera smartphone menawarkan fungsi digital zoom, namun akan lebih baik jika kita tidak menggunakannya. Saat kita menggunakan digital zoom untuk mendapatkan gambar dari suatu objek yang jauh, maka akan terjadi penurunan kualitas dari gambar tersebut. Penurunan kualitas gambar ini dapat dilihat langsung pada preview smartphone kita. Pada dasarnya, digital zoom pada kamera ini hanya mengekstrapolasi apa yang sudah ada dan menebak seperti apa gambar tersebut.
Saat ini banyak smartphone yang memiliki kamera dengan resolusi sensor sebesar 8 megapixel atau lebih. Jika kita memiliki kamera tersebut, lebih baik kita melakukan cropping karena foto yang dihasilkan relatif lebih baik dibandingkan zooming.
3.  Cobalah Mengedit Foto
Untuk mendapatkan hasil karya yang baik, tidak ada salahnya jika kita mengedit foto yang sudah didapatkan. Ibarat seorang wanita yang cantik, akan lebih cantik jika diberikan sentuhan make up yang pas. Dalam mengedit foto, usahakan melakukannya dengan aplikasi yang memiliki fitur pengaturan manual. Hindari mengedit foto hanya dengan memasukan filter tone yang sudah ada. Ada beberapa aplikasi editing foto yang baik seperti Snapseed, Photoshop Express, iPhoto, dll. Aplikasi tersebut memiliki kemapuan pengaturan manual seperti pengaturan kontras, ketajaman, suhu warna, dll. Saat mengedit secara manual, kita dapat menentukan gaya kita sendiri dalam menghasilkan karya foto dan ini tidak kita temukan pada saat mengedit hanya dengan menggunakan filter warna yang sudah ada.
2. edit_mushrooms
4.  Jangan Menambah Efek Blur
Ruang tajam atau depth of field merupakan salah satu tantangan terbesar bagi kamera smartphone. Lensa wide angle dan sensor yang kecil membuat efek bokeh atau latar belakang blur sangat sulit dicapai. Bagi sebagian orang, untuk mendapatkan efek bokeh, terkadang mereka memaksakan dengan menggunakan aplikasi yang dapat memberikan efek tersebut pada foto mereka.
Untuk menghasilkan foto yang baik, sebaiknya kita menghindari penggunaan aplikasi tersebut karena efek blur yang ditambahkan biasanya diterapkan secara seragam di sebagian besar frame. Ini bukanlah cara lensa bekerja sehingga foto dengan latar belakang blur tersebut terlihat tidak alami. Selain itu, penggunaan aplikasi blur effect juga perlu menyeleksi antara objek dan latar belakang sehingga akan terlihat sekali transisi yang tidak halus antara keduanya.
Jika kita ingin mendapatkan objek yang fokus, buatlah objek tersebut berada pada posisi tengah dalam frame. Selain itu kita juga bisa mencoba untuk menjaga latar belakang sesederhana mungkin. Hal ini bertujuan agar pandangan dari orang yang melihat foto kita bisa fokus pada objek foto kita dan bukan pada latar belakang yang ramai. Jika kita ingin tetap menghasilkan efek bokeh, kita bisa mengatur jarak antara kamera dan objek untuk lebih dekat lagi.
3. dont_add_blur
5.   Gunakan Aplikasi Kamera
Ada beberapa aplikasi kamera yang bagus untuk mengambil foto dibandingkan kamera bawaan smartphone itu sendiri. Biasanya kondisi ini lebih kepada pengguna iPhone dibandingkan pengguna Android. Penggunaan aplikasi kamera bertujuan untuk mengontrol pencahayaan. Salah satu contoh aplikasi kamera adalah Camera Awesome yang dibuat oleh SmugMug. Aplikasi ini memungkinkan kita untuk mengambil foto secara terus-menerus (brust) dan memisahkan kunci autofocus dari kunci eksposur. Selain aplikasi Camera Awesome ada juga aplikasi lain seperti Camera + yang memiliki pilihan yang sama untuk mengambil gambar secara terkontrol.
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, menghasilkan foto yang baik dari kamera smartphone bukanlah hal yang tidak mungkin. Ada beberapa tips yang bisa kita terapkan untuk mendapatkan hasil foto yang baik. Berikut adalah tips-tips lainnya yang bisa kita lakukan;
6.  Hindari Penggunaan Flash
Flash yang ada di smartphone pada dasarnya bukanlah flash sesungguhnya yang berkaitan dengan fotografi. Flash ini didukung dengan senter LED dimana fungsinya tidak sepenuhnya sesuai. Flash pada smartphone memang memberikan efek terang namun suhu warna dari cahaya yang dihasilkan tersebut kotor dan kehilangan salah satu fungsi utama dari strobe yaitu membekukan aksi dalam frame.
Namun bagaimana jika kita ingin memotret dalam kondisi gelap? Mencari sumber cahaya lain adalah adalah salah satu cara yang terbaik. Ini mungkin tidak akan sempurna, namun dengan cara ini bisa saja menghasilkan foto yang menarik. Beberapa kondisi seperti di sebuah bar yang gelap kita bisa mencari kotak neon yang cerah. Selain itu di konser yang gelap kita bisa mengakalinya dengan bantuan lighting panggung yang bergerak. Ada berbagai cara untuk mendapatkan foto dalam keadaan gelap karena fotografi adalah tentang kreativitas.
Namun penggunaan flash bisa dilakukan jika kita hanya ingin mendapatkan gambar untuk diingat sejenak daripada tidak mendapatkan gambar sama sekali.
         7.   Jaga Lensa Tetap Bersih
Penyimpanan smartphone tidaklah jauh dari dalam saku baju atau celana. Namun saku kita bukanlah tempat yang bersih. Terdapat banyak kotoran yang bisa menempel pada lensa kamera smartphone kita. Dampak dari kotoran yang menempel antara lain menghasilkan gambar yang kabur atau tidak jelas dan bisa saja gambar menjadi gelap.
Untuk menjaga lensa tetap bersih kita bisa menggunakan kain yang lembut untuk membersihkannya. Jika dalam keadaan darurat seperti tidak sedang memegang kain lembut, t-shirt yang kita pakai bisa kita dijadikan alternatif untuk membersihkan lensa, namun hal ini janganlah dijadikan kebiasaan. Sesekali, kita bisa menggunakan larutan pembersih lensa agar kotoran dan debu-debu tipis yang menempel pada lensa bisa benar-benar hilang.
8.  Perhatikan Flare Pada Lensa (Lens Flare)
Tren saat ini dalam dunia fotografi mobile adalah menambahkan efek lens flare. Pembuatan efek lens flare secara alami akan membuat foto kita bisa saja menjadi bagus. Kamera smartphone dengan lensa yang kecil lebih rentan terhadap efek flare ini. Kita dapat mengontrol flare dalam foto yang akan kita ambil dengan cara mengatur komposisi atau tata letak sumber cahaya terang yang menyebabkan flare tersebut di dalam frame.
Jika kita tidak menginginkan adanya flare ini, kita dapat menutup dengan menggunakan tangan kita di sekitar lensa sehingga menyerupai hood lensa pada kamera professional. Jumlah flare akan berkurang jika sumber cahaya tidak ada di dalam frame.
6. careful_with_lens_flare
       9.  Membuat Cetakan
Biasanya hasil foto dari era fotografi digital jarang dicetak jika tidak diinginkan. Kebanyakan orang saat ini menyimpan fotonya dalam harddisk ataupun media penyimpan lainnya seperti cloud, dropbox, dll. Selain itu, kebanyakan dari orang yang menggunakan kamera smartphone lebih suka memamerkan karya fotonya di media sosial seperti instagram, flickr atau media online lainnya. Namun tidak ada salahnya jika foto-foto yang kita ambil dengan menggunakan kamera smartphone tersebut kita cetak dan kita jadikan dalam sebuah album. Untuk tips yang ini memang agak berbeda dengan tips-tips lainnya. Namun jika kita mendengarkan ada orang yang melihat dan bertanya “Kamu mengambil ini dengan kamera teleponmu?, Bagus sekali” Ya, ada rasa bangga yang kita dapatkan jika karya foto kita diapresiasi meskipun dengan menggunakan kamera smartphone dan ini akan menjadikan motivasi bagi kita untuk menghasilkan foto yang lebih baik lagi.
      10.  Jangan Lupakan Aturan Fotografi
Hal ini merupakan tips yang paling penting dari semua tips yang ada. Gambar yang kita ambil dengan menggunakan kamera professional tidak akan berbeda aturan fotografinya dengan kita mengambil menggunakan kamera smartphone. Dalam menggunakan kamera smartphone kita tidak boleh mengabaikan segala sesuatu yang berkaitan dengan aturan fotografi seperti komposisi yang seimbang, pencahayaan yang baik, dll. Penerapan rules of third juga perlu diperhatikan pada saat mengambil gambar dengan menggunakan smartphone.

Nah, itulah beberapa tips yang dapat kita manfaatkan untuk menghasilkan foto yang baik. Tips-tips ini diberikan agar dapat membantu kita dalam memaksimalkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan yang ada pada kamera smartphone kita. Selain tips-tips tersebut pada akhirnya keterampilan, pengetahuan, dan mata kita lah yang akan membuat foto itu layak diapresiasi.
- See more at: http://iphonesia.com/news/10-tips-untuk-mendapatkan-foto-yang-baik-dengan-menggunakan-smartphone/#sthash.8OsRgo85.dpuf

20 Trik Agar Foto Lebih Tajam


1. Gunakan Tripod.

Kalau saat memotret kamera kita bergoyang dan bergerak, pasti susah menghasilkan foto tajam. Jadi beli dan pakailah tripod. Pastikan anda membeli tripod yang stabil dan kokoh. Sebelum membeli, cekartikel belfot mengenai tripod seperti ini. Selain agar foto selalu tajam, ada 12 alasan kenapa tripod sebaiknya dibeli lho.

2. Jangan Lupa Kepala Tripod.

Tripod sudah, eits.. jangan lupa kepala tripod alias head. Kepala tripod hampir sama pentingnya dengan tripod itu sendiri. Pastikan anda tahu apa saja pertimbangan saat memilih tripod head.

3. Cara Memegang Kamera?

Saat tidak menggunakan tripod, pelajari cara memegang kamera yang baik dan benar supaya kamera lebih stabil dan tidak gampang bergoyang.

4. Gunakan Kabel Rilis.

Cable release bisa membuat kita tak perlu menekan tombol shutter dengan tangan kita, jadi mengurangi kemungkinan kamera bergoyang. Cable release bisa berbentuk kabel yang secara fisik menempel ke kamera maupun yang sudah lenih canggih menggunakan remote nirkabel.

5. Manfaatkan Timer Kamera.

Tidak punya tripod? Lupa belum membeli kabel rilis? Hmmm, gunakan saja timer bawaan kamera. Coba-coba cari cara mengaktikan fitur self timer ini, setiap kamera pasti dibekali fitur ini.

6. Mirror Lock Up

Kalau anda menggunakan kamera DSLR, kamera ini dibekali cermin (mirror) yang berguna untuk menampilkan gambar di viewfinder. Hampir semua kamera DSLR dilengkapi fitur yang bisa mengunci cermin agar tidak bergoyang saat kamera mengambil exposure, fitur ini biasanya dinamaimirror lock up. Aktifkan fitur ini karena goyangan cermin bisa berefek pada ketajaman (meski tidak selalu). Kalau anda pakai kamera mirrorless?.. wong mirror-less berarti nggak ada cerminnya lho.

7. Aktifkan Stabilizer Lensa atau Kamera

Image stabilizationvibration reduction, apapun namanya bisa dimanfaatkan untuk menambah ketajaman foto. Fitur ini ada yang tersedia di lensa atau menempel di kamera. Perhatikan bahwa adaIS/VR yang perlu disesuaikan saat anda memakai tripod.

8. Beli Lensa Terbaik (yang anda mampu)

Kalau mau suara yang mantab, belilah sound system terbaik. Kalau mau motor yang ngacir, belilah motor yang terbaik. Kalau mau foto yang tajam? belilah lensa terbaik. Lensa terbaik yang lumayan enteng buat kantong? lensa 50mm.

9. Gunakan depth of field yang cukup

Kalau semuanya sudah anda coba namun foto masih belum tajam, siapa tahu anda menggunakandepth of field yang terlalu sempit. Manfaatkan tombol DOF Preview di kamera untuk memeriksa. Anda juga bisa memanfaatkan DOF calculator yang banyak tersedia di internet seperti ini.

10. Letakkan Fokus Ditempat Yang Benar

Saat memotret portrait, mata harus tajam. Saat memotret landscape, pastikan foreground tajam. Apapun obyek foto anda, ketahui titik kritis yang harus terlihat tajam dan taruh titik fokus kamera disana.

11. Gunakan Shutter Speed Yang Memadai

Kenapa harus memadai? karena didunia ini tidak ada yang ideal. Maunya sih selalu memotret dishutter speed 1/2000 detik. Sayangnya tidak mungkin. Namun paling tidak gunakan shutter speed tercepat yang mungkin untuk kondisi pemotretan yang anda hadapi.

12. Memotretlah Dalam Pencahayaan Yang Bagus

Saat memotret dalam kondisi pencahayaan yang cukup dan bagus, autofokus akan mampu mengunci fokus dengan lebih cepat. Dan obyek dalam foto pun akan TAMPAK lebih tajam dibandingkan saat dipotret di remang-remang. BUkan berarti tidak bisa menghasilkan foto tajam dalam kondisi kurang cahaya, hanya lebih sulit.

13. Manfaatkan Live View Kamera

Hampir semua kamera sekarang memberi fitur live view. DAlam banyak situasi, fitur ini sangat berguna untuk lebih akurat menempatkan titik fokus. Saat anda memotret makro sebuah bunga misalnya, dengan menggunakan live view kita bisa tahu

14.Bersihkan dan rawat lensa

Kalau anda memiliki lensa yang mulai berumur tua, cobalah sesekali bawa ke tempat servis untuk dikalibrasi dengan body kamera anda. Kebersihan lensa terutama bagian optiknya juga membantu kecepatan autofokus. Selalu rawat barang berharga ini.

15. Pelajari trik memotret benda bergerak

Saat memotret benda yang bergerak menjauh atau mendekat, ada banyak setting yang perlu dipertimbangkan, terutama shutter speed yang cukup dan juga cara mengunci fokusnya: pelajaribeberapa mode autofokus dan mekanismenya supaya anda bisa mengantisipasi dengan baik.

16. Gunakan Lensa Di Sweet Spotnya

Setiap lensa memiliki area dimana dia bisa menghasilkan foto yang paling tajam, orang sonomenamainya sweet spot. Anda bisa melakukan tes yang rumit untuk mengetahui dengan pasti dimana sweet spot lensa. Namun aturan gampang adalah, rata-rata lensa memiliki sweet spot di aperture 2 x aperture maksimalnya. Sebagai contoh kalau anda memiliki lensa dengan aperture maksimal f/2.8, maka besar kemungkinan sweet spot lensa ini di f/5.6 sampai f/8.

17. Saat shutter speed tidak mencukupi , dorong ISO-nya

Lima tahun yang lalu, menggunakan ISO 1000 di kamera kelas Rp. 20 Juta-an bisa menghasilkan noise digital yang cukup mengganggu di hasil foto. Tidak saat ini. Sekarang kamera dibawah Rp. 10 Juta pun oke dibawa ke ISO 1000. Jadi jangan takut memotret dengan ISO tinggi saat situasi membutuhkannya. Gunakan fitur auto ISO di kamera.

18. Diopter Adjustment

Hal ini cukup sepele namun banyak yang tidak tahu atau kadang memang lupa. Di kamera kita tersedia tombol diopter adjustment untuk membantu menyesuaikan ketajaman viewfinder, spesifik dengan kondisi mata si pemilik kamera. Gunakan jika anda merasa viewfinder tampak kurang fokus. Dengan viewfinder tampak tajam dan jelas, ini bisa membantu kita mengamati titik fokus dengan lebih akurat.

19. Mata, mata dan mata

Saat memotret orang, pastikan matanya menjadi titik fokus. Kalau anda memotret dengan depth of field yang sangat sempit (f/1.8 misalnya), jadikan mata yang paling dekat kamera sebagai titik fokus.

20. Manfaatkan Sharpening

Kita semua bergumul dengan software fotografi, ada yang sering ada yang sesekali. Entah dengan photoshop atau dengan alternatifnya, semuanya menyediakan cara untuk mempertajam hasil akhir foto alias sharpening. Saat konversi RAW, gunakan sharpening yang sangat minimal, lalu gunakan sharpening lagi di langkah terakhir.